It,s
Me Sofyan Wartabone
Masuknya saya didunia sepakbola profesional tak pernah
sepintaspun hadir dalam fikiran saya apalagi cita-cita, diawali dengan memegang
tim suratien Pengcab PSSI Jakarta Utara pada tahun 2011 ternyata terus
berlanjut sampai kesepakbola profesional, tidak tanggung – tanggung teman-teman
mengamanahkan saya memegang jabatan yang menurut saya sangat strategis sebagai
Manager Persitara, berfikir keras dan bermunajat kepada Allah SWT memohon
petunjuk-Nya benarkah keputusan yang saya buat.
Saya bukan pengusaha, saya hanyalah seorang karyawan
sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perminyakan, sangatlah terbatas
kemampuan finansial ditambah lagi latar belakang saya yang tidak memiliki
pengalaman didalam berorganisasi, dengan niat tulus dan ikhlas tanpa ada niat mencari
keuntungan saya memberanikan diri memegang amanat tersebut.
Kekhawatiran saya diawal tentang kemampuan finansial
yang terbatas ternyata terbukti, memasuki awal putaran ke dua Divisi Utama Liga
Indonesia tahun 2011-2012, saya mulai kehabisan amunisi tak ayal lagi banyak
barang-barang berharga bukan hanya milik saya saja tetapi harta benda milik
istripun menjadi korban demi eksistensi Persitara.
Perubahan sikap yang terjadi pada saya ternyata
mendapat perhatian dari teman-teman, ada apa? Apa yang terjadi? Saya sudah
tidak ada dana lagi untuk melanjutkan pertempuran! amunisi yang tertinggal
hanya ini beberapa lembar uang ratusan ribu! tak ada uang lagi di Bank! Tulah
Jawaban yang saya berikan pada teman-teman. Hal tersebut membuat teman-teman
tersentak dan menyadari bahwa seharusnya Persitara bukan hanya menjadi tanggung
jawab seorang manager semata, tetapi tanggung jawab kita semua sebagai warga
Jakarta Utara.
Selama ini tidak ada kepedulian dari
Perusahaan-perusahaan yang ada di Jakarta Utara, padahal Jakarta Utara memiliki
perusahaan – perusahaan berlevel Nasional dan Internasional, proposal yang kami
ajukan tidak satupun yang direspon positif, hal ini membuat teman-teman
prihatin sekaligus marah menghadapi kenyataan seperti ini.
Persitara harus diselamatkan! Bukan hanya itu Bang
Sofyan pun harus selamat dari kehancuran, kami tidak ingin karena sepakbola
pekerjaan dan keluarga menjadi korban, satu kata Demonstrasi dan hanya ada 2
pilihan bantu atau tidak, kalau mau hancur-hancur sekalian, tapi bukan kita
yang hancur tapi Mereka! (perusahaan), kata-kata
tersebut sering diucapkan teman-teman dan itu menjadi pemicu saya untuk tetap semangat
mewujudkannya.
Terbentuklah MATA
UTARA (Masyarakat Jakarta Utara Pecinta Persitara) yang dikomandoi oleh
Achmad Mawardi salah seorang wakil ketua Pengcab PSSI Jakarta Utara, pada
awalnya rencana unjuk rasa tersebut hanya melibatkan komunitas sepakbola saja,
namun karena kepedulian dan kecintaan mereka pada Persitara untuk berpartisipasi tak dapat dibendung
lagi.
Kamis, 24 Mei 2012 Unjuk rasa pun terjadi diawali
didepan pabrik tepung terbesar di Indonesia dan mungkin di Asia PT. Bogasari
Floor Mills, ribuan massa berkumpul mendengarkan Orasi yang disampaikan para
orator diantaranya Rinto (Ketua Klub
Sepakbola Rawa Junior,anggota Divisi satu Pengcab PSSI Jakarta Utara) yang
mencetuskan “Pantura” (Panca Tuntutan Persitara) pada saat
orasi, alhasil demonstrasi tak berlangsung lama karena pihak yang akan menjadi
sasaran unjuk rasa pada prinsipnya siap membantu, kita tunggu saja hasilnya,
dan kami berharap mereka tidak mengingkari janjinya.
Mohon maaf kepada seluruh pengguna jalan, karena dampak
dari aksi tersebut menimbulkan kemacetan luar biasa, tapi hanya inilah jalan
terakhir, inilah perjuangan banyak memang yang dikorbankan termasuk para
pengguna jalan, seharusnya hal ini tidak perlu terjadi jika para Perusahaan
peduli terhadap Persitara.
Semoga Pantura dapat terwujud amin.....